Setiap orang
pasti ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya namun semua itu perlu perjuangan dan kerja keras. Tak ada yang instan di dalam dunia ini, semuanya memerlukan proses. Mie instan
yang katanya instan tidak bisa langsung dimakan begitu saja karena harus ada proses
memasak air dulu untuk menyeduhnya ataumerebusnya baru setelah itu mie tersebut bisa dicicipi hehehe,
jadi dapatlah disimpulkan semua itu perlu proses.
Paul G. Stoltz,
seorang konsultan bisnis menyimpulkan bahwa seseorang memerlukan apa yang
disebut dengan Adversity quotient (AQ) dalam kehidupan ini untuk dapat berhasil mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan
yang dihadapi.
Kesuksesan dapat dijabarkan sebagai tingkat dimana seseorang bergerak maju kedepan dan ke atas,
terus maju dalam menjalani hidupnya, walaupun banyak sekali berbagai hambatan ,
rintangan, kesusahan ataupun kesengsaraan lainnya.
Adversity Quotient
Sebenarnya apa sih AQ?
Makhluk darimana sih AQ itu? Seberapa hebatnya AQ itu?
Tentulah berbagai pertanyaan akan timbul dalam hati kita mengenai apa itu AQ. AQ
adalah suatu barometer atau ukuran kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan. AQ
muncul untuk membantu kita agar tetap gigih dalam berjuang saat kita melalui masa-masa
yang penuh dengan tantangan. AQ akan merangsang kita untuk memikirkan kembali rumusan keberhasilan
yang sudah kita capai. AQ
memberi tahu kita seberapa jauh kitamampu untuk bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan.
AQ meramalkan siapa yang
akan melampaui harapan-harapan atas kinerja dan potensi mereka, serta siapa yang
akan gagal. AQ juga meramalkan siapa yang akan menyerah dan iapa yang akan bertahan.
Wahh kalau begitu hebat sekaliya AQ itu layaknya seorang peramal aja hehehe :D.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa AQ
adalah sebuah teori yang ampuh, sekaligus ukuran yang
bermakna dan merupakan seperangkat instrumen yang
telah diasah untuk membantu kita supaya tetap gigih melalui saat-saat yang
penuh dengant antangan. Orang yang tidak dapat mengatasi kesulitan, mudah menyerah,
dan menjadi emosional, pada akhirnya menarik diri dan berhenti untuk berusaha.
Sebaliknya bagi mereka yang
mampu mengatasi kesulitan dan selalu tenang dalammenyelesaikan persoalan dengan baik dan teliti maka akan menjadi pemimpin
masa kini dan masa mendatang.
AQ tediri dari empat bagian yaitu :
1.
Control
(C) = Kendali
Kontrol disini mempunyai fungsi untuk mengontrol dan mengendalikan perasaan dan sikap terhadap suatuperistiwa
yang menimbulkan kesulitan. Contohnya seseorang siswa yang mengambil satu jurusan
yang sangat sulit mata pelajarannya atau setiap orang yang
berusaha untuk menciptakan perubahan dan perbaikan.
2.
Origin
& Ownership (O2) = Penyebab dan Pengakuan
Pada bagian ini merumuskan akar permasalahan dan penyebab suatu kesultan,
sampai sejauh mana kita mengakui akibat dari kesulitan itu.
Ini adalah suatu kemampuan untuk menilai apakah Anda melakukan hal maupun cara yang
benar atau salah, dan bagaimana Anda dapat memperbaikinya. Jadi ini merupakan hal yang
mendasar untuk mengembangkan diri Anda sebagai pribadi. Semakin rendah O2 seseorang,
semakin besar kecenderungan seseorang untuk menyalahkan diri sendiri. Sebaliknya semakin tinggi
O2
seseorang maka semakin besar kecenderungan seseorang untuk menganggap bahwa sumber-sumber kesulitan itu berasal dari luardan menempatkan peran diri sendiri pada tempat
yang sewajarnya.
3.
Reach
(R) = Jangkauan
Pada bagian ini mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian bagian
yang lain dari kehidupan kita? Kesulitan akan merembes ke segi-segi yang lain
dari kehidupan seseorang yang memilki AQ
rendah. Misalnya suatu konflik permasalahan bisa merusak suatu hubungan yang sudah terjalin baik atau suatu penilaian kinerja kerja
yang negatif dapat menghambat karir, yang
kemudian akan menimbulkan kepanikan keuangan, tidak nyenyak tidur, makan tidak enak,
kepanikan, menjaga jarak dengan orang lain bahkan bisa mengambil keputusan yang
buruk tanpa penuh pertimbangan.
4.
Endurance
(E) = Daya Tahan
Berapalamakah penyebab kesulitan ini akan berlangsung? Semakin rendah nilai
Endurance seseorang maka semakin besar pula
kemungkinan kita akan menganggap kesulitan atau penyebab-penyebabnya akan berlansung
lama atau selamanya. Jadi intinya kita harus tetap positif dan yakin bahwa penyebab keseulitan itu bisa diatasi dengan secepatnya.
Karena kalau kita tidak yakin dan selalu ragu-ragu maka selama itu pula
kita tidak akan menemukan jalan keluar.
Dilihat dari ketahanannya melakukan pendakianmenurut
Paul G. Stoltzmanusia dibagi menjadi tigatipe yaitu :
a. Tipe Quitters
Tipe ini menggambarkan orang-orang yang berhenti. Orang
tipe ini cenderung menolak tantangan yang ada. Oleh karena itu, quitters
cenderung menjalani kehidupan yang tidak terlalu menyenangkan. Mengapa demikian?
Karena quitters meninggalkan impian-impian dan memilih jalan yang mereka anggap datar danl ebih mudah.
Singkatnya, pada tipe ini orang
cenderung menghindari masalah dan hampi rselalu melarikan diri.
Sebagai akibatnya tipe ini sering menjadi sinis, murung dan mati perasaanya.
Bahkan mereka menjadi pemarah dan merasa frustasi, menyalahkan semua orang yang ada di
sekelilingnya, dan membenci orang yang terus mendaki.
b. Tipe Campers
Tipe campers menggambarkan orang-orang senang berkemah,
maksudnya adalah orang yang sudah merasa cukup puas dengan apa yang telah dicapai,
lalu berhenti. Mereka mengakhiri pendakian dan mencari tempat yang datar, rata
dan nyaman untuk dijadikan tempat bersembunyi darisituasi yang tidak bersahabat. Tipe
campers sering juga disebut sebagai pemuja status quo, senang dengan zona nyaman.
Hampir sama dengan tipe quitters, campers ini menjalani kehidupan yang tidak lengkap,
bedanya hanya dari tingkatannya saja. Disebut berkemah karena campers
menciptakan semacam “penjara yang nyaman” atau suatu tempat yang
terlalu enak untuk ditinggalkan. Para campers adalah satisficer yang
artinya puas dan cukup, mereka puas dan mencukupkan diri, serta tidak maumengembangkan diri.
Sebagai akibatnya, campers menjadi sangat senang akan kenyamanan dan takut kehilangan tempat berpijak,
dan mencari rasa aman dari perkemahan mereka yang kecil dan nyaman.
c. Tipe Climbers
Tipe ini adalah orang yang
seumur hidupnya membaktikan diri pada pendakian. Climbers adalah pemikir yang
selalu memikirkan kemungkinan dan tidak membiarkan umur, jenis kelamin, cacat fisik atau
mental, atau hambatan lainnya menjadikan hambatan dalam pendakiannya.
Tipe ini mendaki tanpa menghiraukan kesulitan yang bakal dihadapi. Dengan demikian,
layaklah tipe climbers sering diberi sebutan pendaki seumur hidup. Untuk semua hal yang
mereka kerjakan, mereka benar-benar memaham itu juannya dan bisa merasakan gairahnya.
Karena tahu bahwa mencapai puncak itu tidak mudah, climbers tidak pernah melupakan
“kekuatan” dari perjalanan yang ditempuhnya.Campers bisa melakukan pekerjaan yang
menuntut kreativitas dan mengambil risiko yang penuh perhitungan, tetapi biasanya mereka mengambil jalan
yang aman. Berbeda dengan campers dan quitters, climbers
menyambut baik tantangan-tantangan dan mereka hidup dengan pemahaman bahwa ada hal yang
mendesak dan harus segera dibereskan.
Demikian uraian dari saya semoga bermanfaat dan Tuhanmemberikan kitakemudahan jalan dalam mencapai kesuksesan hidup,
baik itu di dunia maupun di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar